•  
  •  
 

Keywords

paradigma; eksklusif; inklusif; konfesional; phenomenology; Demokratis- Emansipatoris

Document Type

Article

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap paradigma yang mendasari pelaksanaan pendidikan agama di sekolah pluralistik, dan menghasilkan paradigma pendididikan agama yang lebih relevan dengan masyarakat Indonesia yang pluralistik. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif intepretif fenomenologi. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam didukung dengan observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data dan kesimpulan. Di samping itu, juga menggunakan Interpretive Phenomenolgy Analysis. Hasil penelitian adalah Pelaksanaan pendidikan agama konvensional di sekolah yang pluralistik belum mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 dan PERMENAG Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah. Paradigma yang mendasari pendidikan agama adalah eksklusif dan inklusif. Paradigma pendidikan agama yang relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang pluralistik adalah paradigma budaya pluralisme demokratis-emansipatoris.

Kata kunci: paradigma, eksklusif, inklusif, konvensional, phenomenology, demokratis-emansipatoris

THE PARADIGM OF RELIGION EDUCATION IN A PLURAL COMMUNITY

Abstract

This study was to uncover the paradigm that became the basis of the implementation of conventional religion education in the pluralistic schools and to generate a religion education paradigm that would be more relevant to the pluralistic Indonesian society. The approach that the researcher employed in the study was the qualitative interpretative phenomenology. The data were collected through an in-depth interview, and the in-depth interview was supported by an observation and documentation. Then, for the data analysis the researcher implemented the interactive analysis that included data reduction, data display and conclusion. In addition, the researcher also implemented the Interpretive Phenomenology Analysis. The results of the study show that the implementation of conventional religion education in the pluralistic schools has not fulfilled the requirements of the Government Regulation Number 55 Year 2007 and the Minister of Religion Decree Number 16 Year 2010 about the Management of Religion Education in the School. The paradigm that becomes the basis of religion education is the exclusive and inclusive education. The religion education paradigm that is relevant to the conditions of pluralistic Indonesian society is the one which is democratic-emancipative, and pluralistic. Keyword: paradigm, exclusive, inclusive, conventional, phenomenology, democratic-emancipatory

First Page

179

Last Page

197

Issue

2

Volume

20

Digital Object Identifier (DOI)

10.21831/pep.v20i2.7256

References

Best, J. W. (1997). Reasearch in education, (3rd ed.). Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Bogdan, R. C. & Biklen, S. K. (1998). Qualitative research in education: An introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon.

Fakih, M. (2002). Ideologi dalam pendidikan: Sebuah penganta. In W. F. O'neil (Ed.), O. I. Naomi (Trans.), Ideologi-ideologi pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Guba, E. G., & Lincoln, Y.S. (1985). Effective evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers.

Haikal, M. H. (1990). Sejarah hidup Muhammad. Jakarta: Lentera Antarnusa.

Jaenuri, A. (2002). Ideologi kaum reformis: Melacak pandangan keagamaan muhammadiyah periode awal. A. N. Fuad (Trans.). Surabaya: LPAM.

Kartono, K. (1990). Wawasan politik mengenai sistem pendidikan nasional. Bandung: Mandor Maju.

Kneller, G.F. (1993). Politcal ideologies. In George F. Kneller (Ed). Foundations of education. New York: John Wiley and Sons.

Muhadjir, N. (1990). Metodologi penelitian kualitatif pendekatan positivisitik, rasionalistik. Yogyakarta: Rake Sarasin

Muhadjir, N. (2010, Juni). Rekonstruksi sosial untuk kehidupan religious spiritualistik. In Kulliah Umum Pascasarjana Institut Hindu Damma Negeri (IHDN) Denpasar di Hotel Syahid Yogyakarta.

Muhadjir, N. (2011). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Naim, N., & Sauqi, A. (2008). Pendidikan multikultural konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurmilati, R. A. (2011). Laporan individu Sekolah Menengah (LISM). Yogyakarta: SMAN 3 Madiun.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pen-didikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah.

Partanto, P. A., & Al-Barry. (1994). M.D. Kamus ilmiah populer. Surabaya: Arloka.

Saerozi, M. (2004). Politik pendidikan agama dalam era pluralisme telaah historis atas kebijakan pendidikan agama konvensional di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Peaget. Yogyakarta. Kanisius.

Tantular, M. (2009). Kakawin sutasoma. D. W. R Mastuti & H. Bramantyo (Trans.). Jakarta, Komunitas Bambu.

Ubaedillah, A & Rozak, A.(2006). Demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani. Jakarta: ICCE Syarif Hidayatullah.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung; Fokusmedia.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah.

Waldman, M.R. (1985). Primitive mind/modern mind: New approaches to an old problem applied to Islam. In R. C. Martin (Ed.). Approachs to Islam in religious studies. USA: University of Arizona Press.

Wilson, S. (1995). The use of ethnographic techniques in educational research. New York Academic Press.

Zamroni. (1992). Pengantar pengembangan teori sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Share

COinS