Keywords
keefektifan, laboratorium, madrasah aliyah
Document Type
Article
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keefektifan pemanfaatan laboratorium di Madrasah Aliyah di kota Yogyakarta. Variabel penelitian adalah kelengkapan sarana prasarana laboratorium, kemampuan guru dan teknis pengelolaan laboratorium. Subjek penelitian ini adalah empat Madrasah Aliyah di kota Yogyakarta yang memiliki laboratorium. Data dikumpulkan melalui angket, observasi, dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelengkapan sarana prasarana laboratorium berada pada kategori baik. Kemampuan guru pada kategori baik. Teknis pengelolaan laboratorium pada kategori baik. Supervisi/evaluasi yang dilakukan oleh kepala madrasah pada kategori cukup. Sikap siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan laboratorium pada kategori sangat baik. Faktor-faktor determinan pembelajaran kimia menggunakan laboratorium meliputi kelengkapan sarana prasarana laboratorium, kemampuan guru dan teknis pengelolaan laboratorium. Kata kunci: keefektifan, laboratorium, madrasah aliyah
First Page
88
Last Page
100
Issue
1
Volume
11
Digital Object Identifier (DOI)
10.21831/pep.v11i1.1420
Recommended Citation
Rahmiyati, Sri
(2008)
"KEEFEKTIFAN PEMANFAATAN LABORATORIUM DI MADRASAH ALIYAH YOGYAKARTA,"
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan: Vol. 11:
Iss.
1, Article 6.
DOI: 10.21831/pep.v11i1.1420
Available at:
https://scholarhub.uny.ac.id/jpep/vol11/iss1/6
References
Asmin. (2003). Implementasi pembelajaran matematika realistik (PMR) dan kendala yang muncul di lapangan : versi elektronik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 44, 1-15.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi.Jakarta: BSNP
Charles, R., Lester, F., & O’Daffer, P. (1994). How to evaluate progress in problem solving. Reston, VA: NCTM, Inc.
Dwi Agus Sudjimat. (1996). Pembelajaran pemecahan masalah: Tinjauan singkat berdasar teori kognitif. Jurnal Pendidikan Humaniora dan Sains, Th. 2 No.1 dan 2, 24-31. Essential mathematics for the twenty-first century: The position of the national council of supervisors of mathematics. (September, 1989). Mathematics Teacher Vol. 82, 6, 470-474. Reston, VA: NCTM, Inc.
Flavell, J. H. (1985). Cognitive development (2nded). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Inc.Gravemeijer, K. P. E. (1994). Developing realistic mathematics education. Utrecht: CD Press.
Haryono. (2002). Kecenderungan cara berpikir anak usia sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, No 1 Vol XVIII, 130-13.
Kramarski, B & Mevarech, Z. R. (1997). IMPROVE: A Multidimensional method for teaching mathematics in heterogeneous classroom. American Educational Research Journal, 34, 365-394.
Schoenfeld. (1992). Learning to think mathematically: Problem solving, metacognition, and sense making in mathematics. Dalam Grouws, Douglas A (Eds.), Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning(pp. 334-366). New York: Macmillan Publishing Company.
Suryanto. (Juni 2000). Pendekatan realistik: Suatu inovasi pembelajaran matematika. Cakrawala Pendidikan, Th. XIX No. 3, 109-116.
Tim PPPG Matematika. (2001). Monitoring dan evaluasi program pasca penataran tahun 2001. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2002). Hasil monitoring dan evaluasi program pasca penataran tahun 2002. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2004). Laporan hasil pengkajian kesulitan guru matematika SD dalam melaksanakan kurikulum 2004. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Van de Walle, J. A. (1994). Elementary school mathematics: Teaching developmentally (2nded). New York: Longman Publishing.
Van den Heuvel, M., Gravemeijer, K. & Streefland, L. (1990). Context free production test and geometry in realistic mathematics education. Utrecht: State University of Utrecht.