•  
  •  
 

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Keywords

teachers’ performance, vocational high school, psychological factors, situational factors

Document Type

Article

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui gambaran faktor situasional, faktor psikologis, dan kinerja guru SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta; (2) menemukan pengaruh faktor situasional dan faktor psikologis terhadap kinerja guru SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta; (3) merumuskan hubungan kausal kepe-mimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, imbalan, kemampuan guru, komitmen guru, motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional dan bersifat ex-post facto. Sampel sejumlah 155 ditentukan dengan Formula Cohen dengan teknik proportionale random sampling. Data dikumpulkan dengan inventori, lembar pengamatan, dan self assessment. Validasi isi dilakukan dengan expert judgment. Validasi konstruk dilakukan dengan analisis faktor dan reliabilitas ditentukan dengan rumus Alpha Cronbach. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis regresi dan analisis jalur. Interpretasi hasil analisis data menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa ke-pemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, imbalan, kemampuan guru, komitmen guru, motivasi kerja guru, dan kinerja guru ter-masuk dalam kategori tinggi.

Kata kunci: kinerja guru, Sekolah Menengah Kejuruan, faktor psikologis, faktor situasional

______________________________________________________________

DETERMINANT OF SMK TEACHERS' PERFORMANCE IN THE FIELD OF MECHANICAL ENGINEERING EXPERTISE

Abstract This study was aimed at: (1) describing the situational factors, psychological factors, and vocational high school teachers' performance; and (2) revealing determination of situational factors (principal's leadership, school culture, and compensation), and psychological factors (teachers' ability, teachers' commitment, teacher's work motivation) to vocational high school teachers' performance, (3) revealing causal effect of principal's leadership, school culture, compensation, teachers' ability, teachers' commitment, and teacher's work motivation to vocational high school teachers' performance. This ex-post facto research was done at mechanical engineering program in technological and industrial vocational high schools at Yogyakarta Special District. The population was 187 teachers and samples of 155 teachers were determined using the Cohen formula and proportional random sampling technique. Data were collected through inventory, observations, and self assessment. Analysis of content validity was conducted by expert judgment and construct validity was conducted using factors analysis. Reliability analysis was conducted using Cronbach Alpha formula. The data were analyzed using descriptive methods, correlations, regression, and path analysis. The result of descriptive analysis showed that principal's leadership, school culture, compensation, teachers' ability, teachers' commitment, teachers' work motivation, and vocational high school teachers' performance was in high category.

Keywords: teachers' performance, vocational high school, psychological factors, situational factors

First Page

148

Last Page

171

Issue

1

Volume

17

Digital Object Identifier (DOI)

10.21831/pep.v17i1.1366

References

Agustina, Endah. (2002) Pengaruh kompetensi professional dan iklim organisasi terhadap kinerja mengajar guru. Tesis, tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Aritonang, T. (2005). Kompensasi Kerja, disiplin kerja guru dan kinerja guru SMP Kristen BPK PENABUR. Jakarta: BPK Penabur.

Ary, D., Jacobs, L. C., & Razavieh, E. (1982). Introduction to research in education. (Terjemahan Arief Furchan). New York: Holt, Rinehart and Winston. (Buku asli diterbiitkan tahun 1981).

Atwater, L.E., & Yammarino. (1996). “Bases of power in relation to leader behavior: A field investigation”, Journal of business and psychologi, 11, 3- 22.

Byars, L.,& Rue, L.W. (2000). Management (skills and application). Boston: Irwin McGraw Hill.

Campbell, J.P., & Pritchard, R.D. (1976). Motivation theory in industrial and organizational psychology: Handbook of industrial and organization psychology. Chicago: Rand McNally.

Cascio, W.F. (1998). Applied psychology in human resource management (fifth edition). New Jersey: Prentice Hall.

Coakes, S. J., & Steed, L. G. (1996). SPSS for Windows: Analysis without anguish. New York: John Wiley & Sons.

Cohen, J. (1977). Statistical power analysis for the behavioral sciences. New York: Academic Press.

Colley, K. M. (1999). Coming to know a school culture. (Disertasi doktor, the Virginia Polythecnic Institute and State University, Virginia).

Davis. April (2004). Examining teacher performance incentives. Texas: House Research Organization. Focus Report, 78,17.

Depdiknas. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

.(2007). Sambutan menteri pendidikan nasional dalam upacara peringatan hari pendidikan nasional tanggal 2 mei 2007. Diambil pada tanggal 3 Mei 2007 dari http://www.depdiknas.go.id/ content.php?content= file_detailberita&KD=341.

. (2008a). Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 tahun 2008 tentang standar kompetensi kepala sekolah/madrasah. Jakarta: Depdiknas.

. (2008b) Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Jakarta: Depdiknas

. (2009). Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 39 tahun 2009 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Djohar. (2006). Guru: pendidikan dan pembinaannya. Yogyakarta: Grafika Indah.

Fernandez, H. J. X. (1984). Testing and measurement. Jakarta: National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.

Figlio, D. N., & Kenny, L. W. (2007). Individual teacher incentives and student performance. Florida: NCALDER.

Fortmann, et al. (2003). The effects of transformational and transactional leadership on affective organizational commitment. Makalah disampaikan dalam the 24th annual IOOB conference, Akron, OH, Maret 2003.

Gay. (1981). Educational research. London: Charles E. Merril Publishing Co. Glewwe, P., Ilias, N., & Kremer. (2003). Teacher incentives. Poverty

Action Lab. Paper No. 11. April 2003.

Greenberg, J. & Baron, R.A. (2003). Behavior in organizartion. Understanding and managing the human side of work (Eight ed). New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Greene, J.P. & Foster, G. (2008). Teacher incentives and merit pay.

Lincoln: Centre on Innovation and Improvement.

Hanushek, E. A. (2006). Performance Incentives for Teachers and Administrators. Texax: Texas State Senate. Diambil pada tanggal 2 Januari 2009 dari http://www.senate.state.tx.us/75r/Senate/commit/c525/ handouts06/02272006.c525.hanushek.pdf.

Haryadi. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Disertasi tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hasanah, A (2007). Pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SLTPN Kota Bandung. Tesis, tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Diambil pada tanggal 18 Oktober 2008 dari www.pages-yourfavorit.com/ ppsupi/index.htm.

Hersey, P., & Blanchard, K.H. (1996). Management of organizational behavior.

New York: Pearson

Husdarta. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru pen- didikan jasmani di sekolah dasar, Disertasi doktor, tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jones, J., Jenkin, M., & Lord, S. (2006). Developing effective teacher performance.

London: Paul Chapman Publishing.

Kahar, I. K. (2003). Budaya kerja dan sikap inovatif sebagai faktor pendukung kinerja para pustakawan perpustakaan perguruan tinggi di Padang. Tesis, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Padang, Padang.

Kartana, Tri Jaka. (2006). “Kontribusi faktor determinan dan upaya pe- ningkatan kinerja guru Teknik Mesin Sekolah Menengah Kejuruan”. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 6, 2 hal. 87-96.

Kemendiknas ancam tunda tunjangan: Guru bersertifikasi menurun kinerjanya. (24 Mei 2010). Kedaulatan Rakyat, p.28.

Kierstead, J. (1998). Personality and job performance: A research observation. Toronto: Research Directorate Policy, Research and Communications Branch Public Service Commission of Canada.

Kompas (2008). Guru Kesulitan Memenuhi Kuota 24 Jam Mengajar. Kesulitan Peroleh Insentif Kesejahteraan Guru. Kompas. http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/03/02162058/guru.kesulita n.memenuhi.kuota.24.jam.mengajar

Kompas (2008). Dunia Desakkan Kualitas Guru. Serukan Perbaikan Kesejahteraan dan Kondisi Kerja Guru. (4 Oktober 2008). http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/10/04/01331841/dunia.desa kkan.kualitas.guru.

Landy, F.J. dan Farr, J.L. (1983). The measurement of work performance: methods, theory and applications. London: Academic Press, Inc.

Latham, G.P.,& Wexley, K.N. (1981) Increasing productivity through performance appraisal. Michigan Styate University: Addison-Wesley Publishing Company.

Nurjanah, Esti.(2004). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Diambil pada tanggal 18 Oktober 2008 dari http://eduplus.or.id/?page =Artikel&ida=431&idt=13.

Nurlaela, Lutfiah. (2008). Kinerja guru setelah sertifikasi. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Diselenggarakan oleh APTEKINDI di Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

Martono, Trisno. (2007). Kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru, budaya organisasi sekolah pengaruhnya terhadap produktivitas sekolah. Surakart: UNS.

McEwan, P. J., Santibanez, L. (2005). Teacher incentives and student achievement: Evidence from a Mexican reform. http://emlab.berkeley. edu/users/webfac/chay/e251_s05/mcewan.pdf.

McKinney, P. A. (2000). A study to assess the relationships among student achievement, teacher motivation, and incentive pay. Disertasi tidak diterbitkan, Virginia Polytechnic Institute, Virginia.

Muchinsky, P. (1983). Psychology applied to work: An introduction to industrial and organizational psychology. Illinois: The Dorsey Press.

Peterson, K. (1992). Time use flows from school culture: River of values and traditions can nurture or poison staff development hours. [Versi elektronik] Journal of Staff Development, 20, 2.

Prayitno, Widyo Yudo. (2004). Budaya kerja, kemampuan dan komitmen pegawai negeri sipil di biro kepegawaian secretariat daerah Provinsi Jawa Timur. Tesis tidak diterbitkan, Uniersitas Airlangga, Surabaya.

Rita, V & Basri, A. F. M. (2005). Performance appraisal. System yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa.

Robbin, S. P. (2006). Perilaku organisasi : konsep kontroversi, aplikasi. Edisi Indonesia (Terjemahan oleh Benyamin Molan). Jakarta: PT. Prenhallindo. (Edisi asli diterbitkan tahun 2003 oleh Pearson Education Inc. New Jersey Upper Saddle River).

Salma, Yulia. (2007). Hubungan pengetahuan desain instruksional, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri di subrayon 9 Kota Bandar Lampung. Tesis, Universitas Negeri Lampung, Lampung.

Saefudin, Ade. (2005). Studi tentang kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu pendidikan di sekolah me- nengah atas negeri se-kota Bandung. Tesis magister,tidak diterbitkan,

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.Diambil pada tanggal 18 Oktober 2008 dari http://digilib.upi.edu.

Sertifikasi guru belum mencapai target: 54% tak penuhi kualifikasi. (17 Mei 2010). Kedaulatan Rakyat, p. 1.

Shore, L. F. and Wayne, S. J. (2003). Commitment and employee behavior comparison of affective commitment and continuance commitment perceived organizational support. [Versi elektronik]. Journal of Applied Psychology, 78 774-780.

Sidhi, Indra J. (2000). Pendidikan dan peran guru dalam era globalisasi, Majalah Komunika No. 25 /tahun VIII/2000.

Stolovic, H.D., & Keeps, E.J. (1992). Handbook of human performance technology A comprehensive guide for analysis and solving performance problems in organizations. San Fransdisco: Jerney-Bass Publisher.

Stolp, S. & Smith, S.C (1994). School culture and climate: The role of the leader.

[Electronic version].OSSC Bulletin.

Stolp, S. (1994) Leadership for school culture. Diambil pada tanggal 9 Nopember dari http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ ed370198.html.

Suarsa, Suharlan Robby. (2007). Hubungan kepemimpinan kepala sekolah, iklim budaya sekolah, kinerja guru, dan kepuasan belajar dengan hasil belajar siswa. Diambil pada tanggal 27 Juni 2008 dari http://digilib. unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-s2-2007-robbysuhar-626.

Szilagyi, A.D. & Wallace, J.M. Jr (1983) Organizational behaviour and performance. USA: Scott, Foresman & Co.

Tsui, K. T., & Cheng, Y. C. (1999). “School organisational health and teacher commitment: A contingency study with multi-level analysis”. [Versi elektronik]. Educational research and evaluation, 5(3), 249-268.

Varona, F. (1996). “Relationship between communication satisfaction and organizational commitment in three Guatemalan organizations.” [Versi elektronik]. The journal of business communication, 33, 2: 111-140.

Wagimo & Ancok, Djamaludin. (2005). “Hubungan kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan motivasi bawahan di militer”. Jurnal Psikologi, 32.

Zamroni. (2007). Kualifikasi dan sertifikasi guru SMK. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kebijakan Pengembangan SMK dan Sertifikasi Guru SMK. Fakultas Teknik UNY.

. (2008). Pendidikan guru di masa depan. Makalah disajikan dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia VI. Universitas Pendidikan Ganesha, 17-19 Nopember 2008

. (2009). Kebijakan peningkatan mutu sekolah di Indonesia.

Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis Ke-

Universitas Negeri Yogyakarta. Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta 25 April 2009.

Share

COinS