•  
  •  
 

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Authors

Asri Widowati

Keywords

divergent thinking, pendekatan modified free inquiry

Document Type

Article

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengungkapkan strategi perbaikan untuk mengefektifkan penerapan pendekatan modified free inquiry sebagai upaya peningkatan kemampuan divergent thinking dalam pembelajaran sains, dan respons siswa terhadap pembelajaran sains dengan menerapkan pendekatan modified free inquiry. Subjek penelitian adalah siswa kelas XC SMA PIRI 1 Yogyakarta. Berdasarkan hasil refleksi awal menunjukkan siswa bersikap pasif saat diskusi, memberikan jawaban yang textbook dan seragam (tidak variatif), maka diperlukan tindakan berupa pendekatan modified free inquiry yang merupakan teknik berpikir divergen. Tahap-tahap tindakan meliputi: presenting task, designing, investigating, dan constructing meaning. Ketuntasan siswa dalam memberikan jawaban terhadap soal-soal tes yang dikembangkan untuk mengukur kemampuan divergent thinking siswa (aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration) mencapai 60,71% pada siklus II. Siklus dihentikan setelah berlangsung sebanyak 2 (dua) siklus karena hasil penelitian menunjukkan adanya indikasi pencapaian target penelitian. Setelah refleksi siklus I, dilakukan perbaikan berupa guru memberikan motivasi dengan cara memberikan pertanyaan yang mendorong keingintahuan siswa dan bimbingan secara lisan ataupun tulisan lebih intensif melalui Lembar Kerja Siswa agar keterlaksanaan pendekatan modified free inquiry siklus II lebih baik daripada siklus I. Sebagian besar siswa (‰¥75%) merespons positif terhadap penerapan pendekatan modified free inquiry. Kata kunci: divergent thinking, pendekatan modified free inquiry

First Page

118

Last Page

127

Issue

1

Volume

11

Digital Object Identifier (DOI)

10.21831/pep.v11i1.1422

References

Amien. (1992). Pendidikan IPA menjelang abad 21. Makalah. Yogyakarta: Program Pascasarjana IKIP Yogyakarta.

Baer. (1997). Divergent thinkingadapted from Creative teachers, creative students. Diambil pada tanggal 27 Maret 2007, dari www.ghost.rider.edu/cii/ presen/baer/diverg.doc.

Colburn, Alan. (2000). An inquiry primer. Diambil pada tanggal 24 Juli 2006, dari www. nsta.org/main/news/pdf/ss003_42.pdf#.

Gulo, W. (2002). Strategi belajar-mengajar.Jakarta: Gramedia

Widiaswara.Hamilton, K. E. Tth. Convergent versus divergent thinking. Diambil pada tanggal 16 Agustus 2006 dari ww.uselessknowledge.com.

Haryanto. (2006). Pengembangan cara berpikir divergen-konvergen sebagai isu kritis dalam proses pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran Nomor 1 Volume 2 Mei 2006, hal6-7. Yogyakarta: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNY.

Iwan Sugiarto. (2004). Mengoptimalkan daya kerja otak dengan berpikir holistik & kreatif. Jakarta: Gramedia Utama.

Molle, Mathias, Lisa Marshall, Britta Wolf, Horst L., & Jan Born. (1999). EEG complexity and performance measures of creative thinking [Versi tronik]. Psychopsysiology. 36, 95-104.

Mulyasa, Enco. (2005).Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Munandar, Utami, S.C. (1992). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia.

Radno Harsanto. (2005). Melatih anak berpikir analisis, kritis, dan kreatif. Jakarta: Gramedia.

Sund, Robert B. & Leslie W. Trowbridge. (1973). Teaching science by inquiry in the secondary school. Second edition. London:

Charles E. Merrill Publishing Company.Trowbridge, Leslie W. & Rodger Bybee. (1986). Becoming a secondary school science teacher. Columbus: Merril Publishing Company.

Yelon, S.L. & Weinstein, G.W. (1977). A Teacher word: psychology in the classroom.Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.

Yochim, L. Dunn. (1967). Perceptual growth in creativity. Pensylvania: International Textbook Company.

Share

COinS