Document Type
Article
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan dan perbedaan keefektifan model pembelajaran interaktif setting kooperatif dengan direct instruction ditinjau dari motivasi belajar, sikap, dan kemampuan komunikasi matematis. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Ternate yang terdiri dari 5 kelas. Dari populasi yang ada diambil secara acak dua kelas yaitu kelas X-1 dan X-3 sebagai sampel penelitian. Kelas X-1 diberi treatment dengan model pembelajaran interaktif setting kooperatif, sedangkan kelas X-3 dengan model direct instruction. Data penelitian dianalisis dengan statistik uji one sampel t-test, uji MANOVA dengan T2 Hotelling's pada taraf signifikan 0,05 dan uji univariat untuk menentukan model mana yang lebih efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran matematika dengan model pembelajaran interaktif setting kooperatif efektif ditinjau dari motivasi belajar, sikap, dan komunikasi matematis sedangkan pada model pembelajaran direct instruction efektif ditinjau dari motivasi belajar dan sikap belajar siswa tetapi tidak efektif ditinjau dari komunikasi matematis; (2) terdapat perbedaan keefektifan antara model pembelajaran interaktif setting kooperatif dengan direct instruction. Model pembelajaran interaktif setting kooperatif lebih efektif daripada model direct instruction ditinjau dari motivasi belajar, sikap, dan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas X SMA Negeri 3 Ternate.
Kata Kunci: Model pembelajaran interaktif setting kooperatif, direct instruction, motivasi belajar, sikap, dan kemampuan komunikasi matematis.
Page Range
188-201
Issue
2
Volume
1
Digital Object Identifier (DOI)
10.21831/jrpm.v1i2.2675
Source
https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/2675
Recommended Citation
Mahmud, D. A., & Hartono, H. (2014). KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ISK DAN DI DITINJAU DARI MOTIVASI, SIKAP, DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 188-201. https://doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.2675
References
Azwar, S. (2008). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka pelajar offset.
Brown, T., & McNamara, O. (2011). Becoming a mathematics teacher identivity and identification. London: Springer.
Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22, tentang Standar Isi.
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses.
Killen, R. (2009). Effective teaching strategies : lessons from research and practice (5th ed.). China: C & C Offset Printing Co.Ltd.
Mahmudi, A. (2009). Komunikasi dalam pembelajaran matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU. Volume 8, Nomor 1, Februari 2009.
Muijs, D. & Reynolds, D. (2005). Effective teaching evidence and practice. London: SAGE Publications.
NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.
Popham, W.J. (1995). Classroom assessment: what teachers need to know. Needham Heights, Mass: Allyn and Bacon.
Republik Indonesia. 2003). Undang-Undang RI Nomor 20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Sanjaya, W. (2010). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana.
Santrock, J.W. (2008). Educational psychology, 5th edition. New York: McGrow-Hill Companies.
Shunway, R.J. (1980). Research in mathematics education. New York: Macmillan College Publishing Company.
Stevens, J. (2002). Applied multivariate statistics for the social sciences. New York: Taylor & Francis Group
Van de Walle, J.A. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan menengah (Terjemahan Suyono). Jakarta: Penerbit Erlangga. (buku asli diterbitkan tahun 2007).
Zakaria, E., & Iksan, Z. (2007). Promoting cooperative learning in science and mathematics education: A malaysian perspective. Euresia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1), 35-39.