Keywords
Minangkabau nomads, origin relatives, migrate-out tradition
Document Type
Article
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan latar belakang masyarakat Minangkabau yang terhubung dengan kerabat asal mereka. Bagi lelaki Minangkabau, bermigrasi berarti suatu keharusan, perjalanan awal untuk menjadi orang dewasa, mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Beberapa alasan untuk bermigrasi adalah (a) untuk kehidupan yang lebih baik; (b) untuk belajar; (C) perlawanan sistem matrilineal. Faktanya bahwa walaupun mereka merantau, mereka masih terhubung dengan kerabat aslinya. dalam beberapa bentuk, seperti bantuan keuangan untuk sepupu mereka, menjaga warisan leluhur, dan penggalangan dana untuk mengembangkan tanah leluhurnya. Selain itu, jejaring sosial baru didirikan untuk memahami tantangan baru dan untuk mengatasi kejutan budaya baru di tanah rantau.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
This essay was aimed at describing the background of Minangkabau society sustains their connection with homeland. For Minangkabau man, it is an obligatory task to migrate, the initiation to become fully adult, preparing for better life. The reasons for migration are (a) for a better life; (b) to learn; (c) to resist against matrilineal system. The fact is that they are still attached to their origin with some forms such as financial support for their cousin/nephew, to preserve sacred heritage, and to conduct fund-raising for their homeland. Furthermore, social networks were established to overcome the new challenges as well as cultural lag in a broad.
First Page
26
Last Page
36
Page Range
26-36
Issue
1
Volume
15
Digital Object Identifier (DOI)
10.21831/jc.v15i1.16087
Source
https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/16087
Recommended Citation
Kuncorowati, P. W., Widihastuti, S., & Nurhayati, I. (2018). Usaha perantau Minangkabau di Kota Yogyakarta dalam membina hubungan dengan kerabat asal. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15(1), 26-36. https://doi.org/10.21831/jc.v15i1.16087
References
Akmal, S. Z., & Nurwianti, F. (2012). Kekuatan karakter dan kebahagiaan pada suku Minang. Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(1).
Bungo, N., & Hussin, N. (2011). Migration to Kuala Lumpur : the Minangkabau cultural tradition of out-migrating and trading. GEOGRAFIA Online, Malaysian Journal of Society and Space, 7(5), 116â131.
Hastuti, P. C., Thoyib, A., Troena, E. A., & Setiawan, M. (2015). The Minang entrepreneur characteristic. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 211(September), 819â826. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.108
Marta, S. (2014). Konstruksi makna budaya merantau di kalangan mahasiswa perantau. Jurnal Kajian Komunikasi, 2(1), 27â43.
Morrison, A. (2006). A contextualisation of entrepreneurship. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research, 12(4), 192â209.
Muarif. (2009). Rahasia sukses orang Minang di perantauan : Suku paling sukses merantau di Indonesia. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Munir, M. (2013). Hidup di rantau dengan damai : nilai-nilai kehidupan orang Minangkabau dalam. Prosiding The 5th International Conference on Indonesian Studies: âEthnicity and Globalization,â 27â41.
Naim, M. (1984). Merantau: pola migrasi suku Minangkabau. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Navis, A. A. (1984). Alam terkembang jadi guru: Adat dan kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Pers.
Wibisono, B. A. (2012). Modal sosial kelompok pedagang asal Minang di Kota Surakarta. Dialektika. Surakarta.
Yulanda, N. (2016). Pengaruh nilai budaya bisnis pada masyarakat minangkabau terhadap perilaku kewirausahaan pedagang perantau di Tanah Abang. JABE (Journal of Applied Business and Economic), 2(1), 95â108.