•  
  •  
 

Jurnal Riset Pendidikan Matematika

Keywords

implementasi pendidikan karakter, pembelajaran matematika, evaluasi, character education implementation, mathematics teaching and learning, evaluation.

Document Type

Article

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi, faktor pendukung dan penghambat penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika SMP di Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi model discrepancy model dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian melibatkan sampel sebanyak 22 SMP untuk pengumpulan data kuantitatif dan 6 SMP untuk pengumpulan data kualitatif. Hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika SMP di Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup. Adapun faktor pendukung adalah (1) visi dan misi sekolah; (2) adanya peraturan dan tata tertib yang telah diatur sekolah, (3) dukungan dan kerjasama yang baik antar warga sekolah; (4) kondisi siswa yang memiliki dasar karakter baik; (5) contoh perilaku positif guru sebagai teladan. Sedangkan faktor penghambat adalah (1) guru belum memiliki pemahaman yang memadai tentang konsep pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika; (2) guru mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi nilai karakter dari kompetensi dasar pada mata pelajaran matematika; (3) guru belum dapat mengimplementasikan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran matematika dengan baik; (4) sarana dan prasarana yang belum lengkap; (5) dokumentasi penilaian sikap siswa masih lemah.

Character Education Implementation in Mathematics Teaching and Learning of Junior High School in Yogyakarta

Abstract

The aim of this research was to describe the implementation, supporting factors and obstacles the implementation of character education in mathematics teaching and learning of junior high school in Yogyakarta. This research is an evaluation research discrepancy model with the quantitative and qualitative approach. The study involved 22 samples of SMP for quantitative data collection and 6 SMP for qualitative data collection. The results from this study revealed that character education implementation in mathematics teaching and learning of junior high schools in Yogyakarta was good. Supporting factors were: (1) the vision and mission of the school; (2) ground rules that have been designed by the schools; (3) support and cooperation among school members; (4) student's condition who have a basic good character; and (5) examples of positive behavior of teachers as role models. Obstacles were: (1) teachers do not have enough understanding of character education especially in the implementation in mathematics teaching and learning processes; (2) teachers have difficulties to identify the character values from the basic competence of mathematics; (3) teachers have not been able to implement character education integrated to mathematics teaching and learning processes properly; (4) poor teaching and learning facilities in some schools; and (5) poor documentation of students' character assessment.

Page Range

153-165

Issue

2

Volume

4

Digital Object Identifier (DOI)

10.21831/jrpm.v4i2.11241

Source

https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/11241

References

Akbar, S. (Juni 2011). Revitalisasi pendidikan karakter di sekolah dasar. Makalah disajikan dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar, di Universitas Malang.

Arifin, Z. (2014). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arthur, J. (2003). Education with character the moral economy of schooling. New York: Routledge Falmer.

Azwar, S. (2015). Tes prestasi fungsi pengembangan pengukuran prestasi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.

Cline, K., Burelle, J. M., & Zullo, H. (2012). A question library classroom. Mathematics Teacher, Vol. 100, No.3.

Driana, E. (20 April 2013). Masih perlukan ujian nasional. Diambil pada tanggal 4 Oktober 2016, dari http://edukasi. kompas.com/read/2013/04/20/10084413/Masih.Perlukah.Ujian.Nasional

Gable, R. K. (1986). Instrumen development in the affective domain. New York: Springer Sciences+Business Media.

Jumarudin, J., Gafur, A., & Suardiman, S. (2014). Pengembangan model pembelajaran humanis religius dalam pendidikan karakter di sekolah dasar. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(2). doi:http://dx.doi.org/10.21831/jppfa.v2i2.2623

Kamaruddin S. A. (2012). Character education and students social behavior. Journal of Education and Learning. Vol.6 (4) pp. 223-230.

Kemendiknas. (2010a). Desain induk pendidikan karakter. Jakarta: Kemdiknas.

Kemendiknas. (2010b). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Lickona, T. (2013). Educating for character. how our school can teach respect and responsibility. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Majid, A. (2012). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Marsigit. (April 2013). Pendidikan karakter melalui pembelajaran matematika. Makalah disajikan dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar, di Universitas Negeri Yogyakarta.

Nucci, L. P., & Narvaez, D. (2008). Handbook of moral and character education. Madison Ave: Rouledge.

Pala, Aynur. (2011). The need for character education. International Journal Of Sosial Sciences and Hunamity Studies, Vol 3 No. 2, ISSN: 1309-8063.

Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. (2007).Undang-Undang RI Nomor 17, Tahun 2007, tentang Rencana Jangka panjang Nasional Tahun 2005-2025.

Republik Indonesia. (2010). Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.

Retnawati, H. (2015). Analisis kuantitatif instrumen penelitian (panduan peneliti, makasiswa, dan psikometrian). Yogyakarta: Parama Publishing.

Mustofa, S. (Mei 2014). Dilema pendidikan nasional. Kompas, hlm 4.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media Group

Santrock, J. W. (2014). Adolescence fifteenth edition. New York: McGraw-Hill Education.

Steinmetz, A. (2002). The discrepancy evaluaton model. Dalam Stufflebeam, D.L., Madaus, G.F., & Kellaghan, T., Evaluation Models Viewpoints on Educational and Human Services Evaluation Second Edition. New York: Kluwer Academic Publisher.

Stufflebeam, D. L. (2002). The CIPP model for evaluation. Dalam Stufflebeam, D.L., Madaus, G.F., & Kellaghan, T., Evaluation Models Viewpoints on Educational and Human Services Evaluation Second Edition. New York: Kluwer Academic Publisher.

Sulistyowati, E. (2012). Implementasi kurikulum pendidikan karakter. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

Walikota Yogyakarta. (2011). Peraturan Walikota Nomor 60, Tahun 2011, tentang pengembangan pendidikan karakter pada satuan pendidikan.

Widyaningsih, T., Zamroni, Z., & Zuchdi, D. (2014). Internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai karakter pada siswa SMP dalam perspektif fenomenologis. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(2). doi:http://dx.doi.org/10.21831/jppfa.v2i2.2658

Share

COinS