•  
  •  
 

Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan

Keywords

Learning Media, Values Education, Anti Corruption, Elementary School

Document Type

Article

Abstract

Tingginya ketergantungan manusia akan tekhnologi turut menggeser popularitas permainan tradisonal. Sementara pemahaman terhadap kekayaan nilai budaya lokal pada setiap permainan berperan penting dalam upaya pembinaan nilai antikorupsi sejak usia dini. Peneliti meneliti bagaimana dolanan bocah Caruban Nagari mampu berperan sebagai upaya pembinaan antikorupsi pada siswa Sekolah Dasar. Yaitu bertujuan untuk menganalisis karakteristik permainan, mengkaji jenis-jenis permainan sebagai pendidikan antikorupsi, dan mengembangkan kecerdasan nilai-nilai kebajikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan serangkaian metode deskriptif analisis. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: (1). Karakteristik pendidikan antikorupsi melalui permainan tradisional beracuan pada materi pelajaran, guru, proses pembelajaran, dan nilai-nilai, yang berkesinambungan menanamkan perilaku antikorupsi. (2). Nilai antikorupsi Dolanan Bocah Caruban Nagari yaitu nilai jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, mandiri, sederhana, adil, berani, dan peduli dengan tingkat perubahan sikap siswa tertinggi pada nilai kejujuran dan terendah pada nilai kemandirian. -----
The high human dependence on technology has helped to shift the popularity of traditional games. While understanding the richness of local cultural values in each game plays a vital role in efforts to foster anti-corruption values from an early age. Researchers examine how the child caruban Nagari can play a role as an effort to foster anti-corruption in elementary school students. It aims to analyze the characteristics of the game, examine the types of games as anti-corruption education, and develop the intelligence of virtue values. This research uses a qualitative approach with a descriptive analysis methods Data collection by observation, interview, and questionnaire. Data processing and analysis techniques use descriptive statistics. The results showed: (1). The characteristics of anti-corruption education through traditional games refer to the subject matter, the teacher, the learning process, and values, which continuously instill anti-corruption behavior. (2). The anti-corruption value of kid caruban nagari is honest, discipline, responsibility, hard work, independent, simple, fair, brave, and caring with the highest level of change in student attitudes on honesty values and the lowest on self-sustained values.

First Page

81

Last Page

93

Page Range

81-93

Issue

1

Volume

17

Digital Object Identifier (DOI)

10.21831/jc.v17i1.28034

Source

https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/28034

References

Anggraini, C. C. D., & Untari, M. F. A. (2014). Keefektifan model permainan boy-boyan terhadap hasil belajar tema "diriku" siswa Kelas I SD. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1), 92-98. https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v1i1.869

Candra, A. A., & Masruri, M. S. (2015). Pengembangan multimedia interaktif dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran PKn SMP. Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 2(2), 109-114. https://doi.org/https://doi.org/10.21831/hsjpi.v2i2.7662

Hakim, L. (2012). Model integrasi pendidikan antikorupsi dalam kurikulum pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 10(2), 141-156.

Hendriwibowo, L. (2018). Implementasi permainan tradisional sebagai salah satu sarana pendidikan karakter di TK ABA, Jeruk Wudel, Gunung Kidul. Prosiding Seminar Nasional "Penguatan Pendidikan Karakter Pada Siswa Dalam Menghadapi Tantangan Global," 266-271.

Irman. (2017). Nilai-nilai karakter pada anak dalam permainan tradisionan dan moderen. KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal), 4(2), 89-96.

Junaedi, N. S., Susanti, I., & Sumiyati. (2014). Model pembelajaran pendidikan antikorupsi di lingkungan Politeknik Negeri Bandung. Sigma-Mu, 6(1), 49-59.

Junaidi, I. K. P. (2018). Korupsi, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia. Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 71-79. https://doi.org/10.23917/reaksi.v3i1.5609

Komisi Pemberantasan Korupsi. (2018). Indeks persepsi korupsi 2017, skor Indonesia di angka 37. 22 Februari 2018.

Piliang, Y. A. (2013). Hantu-hantu politik dan matinya sosial. Tiga Serangkai.

Prastowo, A. (2018). Permainan tradisional jawa sebagai strategi pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk menumbuhkan keterampilan global di MI/SD. JMIE (Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education), 2(1), 1. https://doi.org/10.32934/jmie.v2i1.55

Ramadhani, A. (2018). Identifikasi nilai-nilai pendidikan karakter dalam permainan anak tradisional. Prosiding Seminar IPTEK Olahraga, 6-10.

Ranciu, J. C., Waluyanto, H. D., & Zacky, A. (2013). Perancangan Buku Ilustrasi Permainan Tradisional dan Penanaman Nilai Etika Dasar. Jurnal DKV Adiwarna, 1(2).

Samsiar, N. (2014). Pengaruh permainan lompat tali terhadap kemampuan motorik kasar anak di kelompok B Ra Al-Muhajirin Palu. Bungamputi, 2(9), 772-782.

Suryani, I. (2013). Penanaman nilai anti korupsi di perguruan tinggi sebagai upaya preventif pencegahan korupsi. Jurnal Visi komunikasi, XII(02), 308-323.

Tamba, M. A. (2017). Pendidikan antikorupsi melalui pendidikan kewarganegaraan. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 1(1), 513-519.

Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi. (2018). Pendidikan antikorupsi untuk perguruan tinggi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Wijayanto, Zachrie, R., & Baswedan, A. (2009). Korupsi mengorupsi Indonesia : Sebab, akibat, dan prospek pemberantasan. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Yenti, N. P., & Nurizzati. (2018). Kemas ulang informasi permainan tradisional Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 7(1), 313-324.

Share

COinS